Blogger Widgets

Jumat, 29 Agustus 2014

TOKOH – TOKOH ISLAM YANG IKUT ANDIL DALAM PERKEMBANGAN ILMU FILSAFAT


  1. Al – Kindi (185-260 H/801-873 M)
Nama lengkapnya adalah Abu Yusuf Ya’kub bin Ishak bin Sabbah bin Imran al-Ash’ats bin Qays al-Kindi. Ia adalah filosuf muslim pertama yang berasal dari suku Kindah. Al-Kindi berusaha menjelaskan hubungan agama dengan filsafat. Ia mengatakan antara filsafat dengan agama tidak ada pertentangan dan tidak perlu dipertentangkan, karena keduanya sama-sama mencari kebenaran. Titik temu pada kebenaran inilah kemudian menyebabkan banyak ilmuwan muslim dan lainnya mengkaji pemikiran filsafat Yunani – Romawi sehingga filsafat menjadi salah satu hasil dan bentuk pemikiran muslim yang sangat cemerlang saat itu.
Dalam catatan M.M Syarif, al-Kindi memiliki karya sejumlah 270 buah, berupa tulisan yang mencakup pemikiran ilmu pengetahuan lain, seperti filsafat, kedokteran, logika, ilmu hitung, music, astronomi, psikologi, politik, dan lain-lain. Karya dan pemikirannya ini memberikan motivasi bagi para filosuf dan ilmuwan lain untuk melakukan kajian yang sama, sehingga ilmu pengetahuandan filsafat mengalami perkembangan yang sangat pesat.



  1. Abu Nasr al-Faraby (258-339 H/870-950 M)
Nama lengkapnya adalah Abu Nasr Muhammad al-Farabi. Lahir di Wasi, sebuah desa di Farab wilayah Transoxania. Ia merupakan salah seorang filosuf yang memiliki wawasan pengetahuan cukup luas. Hal ini dapat dilihat dari karya dan pemikirannya dalam fusus al-hikam, al-mufarriqat, Ara’u ahl al-Madinah al-Faadhilah dan lain-lain. Diantara pemikirannya yang sangat cemerlang dalam bidang filsafat adalah filsafat emanasi (pancaran).




  1. Ibnu Sina (370-428 H/ 980-1037 M)
Nama lengkapnya adalah Abu Ali Husein bin Abdillah bin Sina. Lahir di Afsyana, sebuah tempat di dekat kota Bukhara. Ibu Sina adalah salah seorang ilmuwan dan filosuf muslim yang gemar mencari ilmu pengetahuan. Pengembaraan ilmiahnya melewati batas-batas tempat kelahirannya, sehingga Ibnu Sina menguasai berbagai bidang ilmu pengetahuan, selain filsafat.
     Diantaranya kedokteran, yang kemudian dituangkan dalam bentuk karya yang sangat monumental yaitu al-Qanun fi al-Thibb (ensiklopedia ketokteran). Karyanya ini menjadi bahan rujukan para ilmuwan dan dokter dunia hingga abad ke-18 M. Diantara pemikiran filsafat yang dikembangkannya adalah filsafat jiwa, filsafat wahyu, dan Nabi, serta filsafat wujud. Semua pemikiran itu menjadi bahan diskusi para filosuf muslim kemudian.


  1. Ibnu Bajjah (w. 533 H/ 1138 M)

Nama lengkapnya adalah Abu Bakar Muhammad bin Yahya al-Sya’igh. Di Barat dikenal dengan nama Avempace. Ia lahir di Saragossa, Spayol. Selain menguasai filsafat, Ibnu Bajjah juga menguasai tahta bahasa dan sastra Arab dengan bagus. Karenanya wajar kalau kemudian ia memiliki banyak karya. Diantaranya karyanya adalah risalatulwada, akhlak, kitab al-Nabat, risalah al-ittishal al-Aql bil-Insan, Tadbir al-Mutawahhid, kitab al-Nafs, risalah al-ghayah al-insaniyah, dan lain-lain.





  1. Ibnu Thufail (w. 581 H/1186 M)
Nama lengkapnya adalah Abu Bakar Muhammad bin Abdul Malik bin Muhammad bin Muhammad bin Thufail. Ia adalah seorang ilmuwan dan filosuf kenamaan pada masa itu. Selain mengusai bidang filsafat, ia juga menguasai berbagai ilmu pengetahuan, seperti kedokteran, matematika, sastra Arab. Diantara karya filsafat monumental adalah Hay bin Yaqdzan (si hidup bin si bangkit).


  1. Al-Ghazali (1059-1111 M)
Nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali. Ia lahir pada tahun 1059 M di Ghazaleh, suatu kota kecil yang terletak dekat Thus, Khurasan. Dimasa kecil ia belajar di Nisapur, kota ilmu pengetahuan dan peradaban Islam terkenal dan terpenting di Khurasan. Imam al-Ghazali menurut ilmu dari Imam al-Haramain al-Juwaini, guru besar di Madrasah Nidzamiyah Nisapur. Selain belajar ilmu kalam, ia juga banyak belajar ilmu pengetahuan lainnya, seperti filsafat, kimia, matematika, kedokteran, dan sebagainya.
Pada masa awal perkenalannya dengan dunia pemikiran kalam, ia sempat ragu atas pemikairan kalam yang ada. Hal ini dapat dilihat dari karyanya berjudul al-munqidz min al-Dhalal (penyelamat dari kesesatan). Dalam karyanya ini sebenarnya ia ingin mencari kebenaran yang hakiki. Ia tidak mau percaya begitu saja dengan pemikiran orang lain dalam bidang kalam.
Pengembaraannya dalam bidang kalam dalam mencari kebenaran yang hakiki, juga dilakukannya dalam bidang filsafat. Ia meragukan banyak pemikiran para filosuf yang dikatakannya telah rancu. Hal ini dapat dilihat dari karyanya yang  hingga saat ini masih dapat ditemukan, yaitu: Tahafut al-Falsafah (kerancuan pemikiran para filosuf).
Ketika al-Ghazali tidak menemukan argument yang kuat dalam kedua bidang tersebut, akhirnya melakukan pencarian diri mengenai hakikat yang sebenarnya. Semua itu ditemukan dalam bidang tasawuf. Dalam bidang inilah ia baru mencapai kepuasan dalam usahanya mencari kebenaran yang hakiki.


  1. Ibnu Rusyd (520-595 H/1126-1196 M)
Nama lengkapnya adalah Abu Al-Wahid Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Rusyd, lahir di Cardova pada tahun 520 H/1126 M. ia lahir dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga terdidik, sehingga ia menjadi seseorang yang terdidik pula. Selain menguasai filsafat, ia juga menguasai berbagai ilmu pengetahuan lain seperti ilmu fiqh, bahasa dan sastra arab, matematika, fisika, astronomi, logika, dan ilmu kedokteran. Di antara karyanya yang hingga kini masih masih dapat di temukan adalah Bidayah al-Mujtahid, yang membahas ilmu hukum, dan kitab al-Kulliya, yang membahas ilmu kedokteran. Selain itu, ia juga banyak melakukan komentar terhadap hasil karya pemikiran aristoteles, sehingga ia dikenal sebagai seorang komentator Aristoteles kenamaan, karena kritikan dan komentarnya yang sangat tajam.
Dalam bidang filsafat, pendapatnya hampir sama dengan al-Kindi, ia mengatakan bahwa filsafat tidaklah bertentangan dengan islam, karena tugas filsafat adalah mengetahui pencipta alam dan segala isinya. Bahkan ia menganjurkan bahwa mempelajari filsafat itu wajib hukumnya, karena antara islam dan filsafat memiliki tugas yang sama, yaitu mencari tahu tentang pencipta alam dan isinya ini. kalau di barat (spanyol) Ibnu Rusyd dikenal sebagai komentator terhadap pemikiran filsafat Aristoteles, didunia Timur, ia dikenal sebagai filosuf yabng membela pemikiran para filosuf yang membela pemikiran para filosuf dari serangan al-Ghazali. Karyanya dalam bidang ini tertuang dalam Fashl al-maqail fi ma baina al-Hikmah wa al-al-Syar’iyyah min al-ittishal.


Sumber : Buku Sejarah Kebudayaan Islam kelas XII



                                                                                                                                                                                               

0 komentar:

Posting Komentar